MOJOKERTO TKTNews net /tv – Mengejutkan. Serasa tiba-tiba. Salah satu tokoh muda potensial Mojokerto, Jawa Timur, tiba-tiba menyatakan mundur dari partai politik (parpol) yang dipimpinnya. Tokoh muda potensial yang masih memegang komitmen untuk ikhtiar mencari calon pemimpin (pemimpin) masa depan yang muda, Calon Kepala Daerah (Cakada) yang muda dan yang tidak korupsi, atau anti korupsi sebagaimana jargon partai politik (parpol) yang dipimpinnya, Partai Solidaritas Indonesia (PSI): Anti – Korupsi dan Anti Intoleransi sebagai gaya hidupnya, sebagai way of life-nya.
“Dengan ini menyatakan mengundurkan diri dari Ketua Dewan Pimpinan Daerah Kabupaten Mojokerto Partai Solidaritas Indonesia, banyak sebab yang mendasari saya mundur sebagai ketua, salah satunya saya merasa partai ini sudah tidak idealis lagi,” ungkap Bryan Setiawan kepada media ini seraya hal itu tercantum dalam Surat Pernyataan Pengunduram Diri yang dikirim kepada Ketua Umum DPP PSI dan Ketua DPW PSI Jawa Timur.
“…..dan (partai ini, red.) tidak ada bedanya dengan partai yang lain dimana praktik-praktik yang tidak berdasar dengan asas kolektif kolegial sering dilakukan,” lanjut Bryan Setiawan yang juga berharap untuk Calon Kepala Daerah (Cakada) harusnya jangan yang terlalu dekat dari lingkaran korupsi. Apalagi jika yang korupsi adalah keluarga inti terdekatnya yang sedang menjalani hukuman, serta relatif baru saja menerima vonis hukuman penjara lagi karena korupsi. Sehingga doubel-doubel korupsi. Ditambah lagi hampir semua keluarga inti terdekatnya termasuk Sang Cakada, juga sudah diperiksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Makna lain kolektif kolegial bahwa pimpinan pusat dan pimpinan provinsi tidak mendengarkan aspirasi pimpinan DPD yang lebih memahami peta daerahnya termasuk mengenai: siapa Cakada yang keluarga terdekatnya mendapat hukuman penjara karena korupsi, serta hampir semua anggota inti keluarga terdekat itu juga telah diperiksa KPK termasuk Bapak Mertua, Ibu Mertua, Adik Ipar dan lainnya.
“Kami ingin Mojokerto dipimpin oleh Kepala Daerah yang bersih dari korupsi, dan apalagi yang kami sodorkan adalah dari generasi muda yang sangat-sangat anti – korupsi sesuai salah satu way of life partai,” tandas Bryan Setiawan di Watesumpak, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto yang memiliki No.KTA: S351620220177534.
“Ya…, untuk parpol, minimal janganlah memilih Calon Kepala Daerah yang keluarga inti terdekatnya sedang menjalani hukuman penjara karena korupsi. Apalagi dalam kasus korupsi yang lain juga relatif baru saja dijatuhi vonis lagi. Sehingga hukuman penjaranya bersambung. Double-double kasus. Dan hampir semua keluarga terdekatnya telah sempat beberapa kali diperiksa KPK yang diduga jika berlanjut bisa mengerikan. Korupsi itu ada yang aktif dan ada yang terlibat pasif,,” ungkap Bryan Setiawan.
Sebagai catatan, sebelumnya Bryan Setiawan dkk telah melakukan proses panjang serta dengan berbagai pengorbanan untuk mendukung Cakada – Cawakada Mojokerto dari kalangan generasi muda yang anti korupsi dan telah berjalan intensif termasuk dengan Partai Nasdem, Partai Gerindra, PPP, Perindo, PAN, Partai Demokrat, Partai Hanura. Lebih-lebih bersama Partai Gelora, Partai Kebangkitan Nusantara (PKN), Partai Garuda, PBB, Partai Ummat.
“…..dan sekali lagi (partai ini, red.) tidak ada bedanya dengan partai yang lain (yang) dimana praktik-praktik yang tidak berdasar asas kolektif kolegial yang sering dilakukan,” tandas Bryan Setiawan lagi. Dalam Surat Pernyataan Pengunduran diri bertanggal: Mojokerto,17 September 2024 itu, Bryan Setiawan juga menyampaikan bahwa Surat Pengunduran diri ini dibuat dengan sadar dan tanpa paksaan dari pihak manapun. Pendapat Anda? Sms atau WA kesini= 081216271926 (Sisw).